Dunia pertanian di Mandar tidak lepas dari peran perempuan keterlibatan perempuan itulah sehingga di sebut sebagai petani perempuan. Mengapa? sebab petani perempuan memiliki subkultur terdiri yang khas. Kekhasannya itu ada pada tradisi dan kearifan lokal yang kenal dengan istilah ussul dan pamali. Dua hal ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam praktik bertani bagi petani perempuan. Pelaksanaan ussul dan pamali dianggap sebagai wujud penghargaan terhadap tanah, tanaman serta alam dan makhluk lainnya. selain itu mereka juga cenderung bertani secara alami dengan menggunakan alat sederhana dan dikerjakan secara komunal dan gotong royong.
Namun demikian, seiring berjalannya waktu, peran perempuanĀ dalam sektor pertanian terus mengalami pasang surut. Begitu pula dengan tradisi dan sistem bertani juga ikut mengalami perubahan. Buku ini mencoba menjelaskan bahwa perubahan tersebut tidak terjadi secara alamia,, namun ada desain atau kekuatan dari luar yang turut andil di dalamnya.
Ulasan
Belum ada ulasan.